Universitas Ma’arif Lampung melalui Fakultas Ushuluddin dan Dakwah bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan sukses menyelenggarakan Hybrid International Seminar bertajuk “Trends in Tafseer and Arabic in Arabic Age”, pada Selasa, 16 September 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta, baik secara daring melalui Zoom Meeting maupun luring di Gedung GSG Universitas Ma’arif Lampung.
Seminar ini dimoderatori oleh Kholida Nur, M.Pd., dan merupakan bentuk respons terhadap perkembangan teknologi digital yang pesat, khususnya dampaknya terhadap studi keislaman, terutama dalam bidang tafsir Al-Qur’an dan pendidikan bahasa Arab.
Mendorong Kolaborasi Internasional
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Universitas Ma’arif Lampung, Dr. Muhammad Yusuf, M.Pd.I., menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan publikasi ilmiah.
“Kerja sama dengan lembaga pendidikan dan peneliti luar negeri adalah kunci untuk meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi kita,” ujarnya.
Ia juga berharap seminar ini dapat menjadi langkah awal dalam menjalin kemitraan global yang lebih erat.
Tantangan dan Peluang Tafsir di Era Digital Pada sesi pertama, Dr. Eka Prasetiawati, M.Ud., memaparkan fenomena tafsir Al-Qur’an di media sosial dan aplikasi digital.
Ia mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memilih sumber tafsir di era digital.
“Otoritas tafsir kini bergeser. Kita harus selektif memilih tokoh atau sumber yang kompeten dan tidak hanya mengikuti influencer tanpa kapabilitas,” tegasnya.
Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab
Sesi kedua diisi oleh Dr. Muhammad Syaifullah, M.Pd.I., yang membahas tren pembelajaran bahasa Arab di era digital. Menurutnya, pemanfaatan teknologi adalah langkah krusial untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Arab di kalangan pelajar.
“Aplikasi seperti Mondly dan Alifbee dapat digunakan untuk mengembangkan empat keterampilan utama: maharah kalam (berbicara), istima’ (mendengarkan), kitabah (menulis), dan qira’ah (membaca),” jelasnya.
Tafsir Manusia vs. Artificial Intelligence (AI) Seminar semakin menarik dengan kehadiran narasumber internasional, Mowafg Abrahem Masuwd, Ph.D. dari University of Zawia, Libya.
Ia membahas fenomena baru dalam tafsir digital, yaitu munculnya tafsir yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
“Kita kini dihadapkan pada tafsir dari manusia dan mesin. Pembaca dituntut lebih kritis karena sering kali tafsir yang muncul mencampurkan pandangan Sunni dan Syiah,” ungkapnya.
Penutup dan Harapan ke Depan
Seminar ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Kesimpulan utama dari seminar ini adalah pentingnya literasi digital dalam mengkaji studi-studi keislaman. Teknologi harus menjadi alat yang memperkaya wawasan, namun tetap disikapi dengan
kritis dan selektif.
Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Muhamad Agus Mushodiq, M.Hum., menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pimpinan universitas, dosen, staf, dan mahasiswa yang telah mendukung dan mempersiapkan acara ini dengan penuh dedikasi.
“Kami berharap kegiatan ilmiah semacam ini terus dilaksanakan, sebagai bentuk nyata peningkatan kompetensi akademik melalui kolaborasi internal dan eksternal perguruan tinggi,” ujarnya menutup acara














