Metro, 21 Oktober 2025 — Menyambut Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025, warga Nahdlatul Ulama (NU) se-Kota Metro melaksanakan Mujahadah Pembacaan Istighotsah dan Shalawat Nariyah secara serentak di lima titik wilayah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). Kegiatan yang dilaksanakan pada malam 21 Oktober ini menjadi momentum spiritual untuk memohon keselamatan bangsa dan negara serta memperkuat semangat kebangsaan santri dan warga NU.

Mujahadah tahun ini mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Mulia”, dan dilaksanakan di lima titik secara serentak, yaitu:
- MWCNU Metro Barat di Masjid Baiturrahman 2 dengan imam KH. Mustofa Al Hafidz;
- MWCNU Metro Selatan di Masjid Nur Hidayah Margorejo dengan imam KH. Abdurrahman Al Hafidz, pengasuh Ponpes Ibadurrahman;
- MWCNU Metro Timur di Masjid Sholeh Saad Dahmas dengan imam Kyai Muhammad Sukemi;
- MWCNU Metro Pusat di Masjid Nurul Iman dengan imam Dr. K.H. A. Muslimin, Lc.
- MWCNU Metro Utara di Pondok Pesantren Ma’arif Kota Metro, yang menjadi pusat kegiatan dan dihadiri segenap pengurus PCNU Kota Metro.
Pada kegiatan di Pondok Pesantren Ma’arif, hadir sejumlah tokoh penting, di antaranya:
- Dr. K.H. Mispani, Khatib PCNU Kota Metro;
- Prof. Dr. Subandi, M.M., Ketua PW LP Ma’arif NU Provinsi Lampung;
- H. Ismail, S.Ag., M.M., Ketua PCNU Kota Metro;
- Ketua-ketua Lembaga dan Badan Otonom NU Kota Metro;
- Kyai Mufid Arsyad, Ketua MWCNU Metro Utara sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Ma’arif Kota Metro, beserta keluarga besar MWCNU Metro Utara.

Acara dimulai dengan istighotsah Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari (diijazahkan oleh K.H. Fahmi Amrullah Hadzik), dilanjutkan pembacaan Shalawat Nariyah yang diimami oleh Kyai Mufid Arsyad, dan ditutup dengan doa bersama oleh Dr. K.H. Mispani. Suasana penuh khidmat dan kekhusyukan terasa di seluruh penjuru Kota Metro, menandai kesatuan hati warga NU dalam bermunajat untuk keselamatan bangsa.
Dalam sambutannya, Ketua PCNU Kota Metro, H. Ismail, S.Ag., M.M., menyampaikan bahwa mujahadah dan istighotsah ini merupakan wujud nyata cinta tanah air yang telah diwariskan oleh para ulama pendiri NU.
“Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari adalah bukti bahwa pesantren dan santri selalu berada di garis depan perjuangan bangsa. Kini, tugas kita adalah melanjutkan perjuangan itu dengan cara menjaga moral, pendidikan, dan peradaban. Pesantren bukan simbol feodalisme, tetapi benteng akhlak dan ilmu yang menjaga Indonesia tetap merdeka dan bermartabat,” tegasnya.

Kegiatan mujahadah ini juga menjadi refleksi atas perjalanan panjang pesantren yang telah berperan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan melahirkan banyak tokoh besar nasional. Namun di tengah arus informasi yang kerap memunculkan stigma negatif terhadap pesantren, Ketua PCNU Kota Metro mengajak para santri dan alumni untuk membuktikan citra positif pesantren melalui keteladanan, karya, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Mujahadah malam ini menjadi pembuka rangkaian Apel Hari Santri Nasional 2025 yang akan digelar pada keesokan harinya. Melalui momentum Hari Santri, NU Kota Metro berkomitmen untuk terus mengawal Indonesia merdeka menuju peradaban yang mulia, sebagaimana cita-cita para ulama pendahulu.
Kontributor : Hanif Amrulloh














